Minggu, 29 Juli 2012

Jenis-Jenis Transistor

Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu; Transistor Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor).

Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN.

Masing-masing dari ketiga kaki jenis-jenis transistor ini di beri nama B (Basis), K (Kolektor), dan E (Emiter). Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus listrik (regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN).

Di bawah ini Gambar jenis-jenis transistor :

Jenis-Jenis Transistortransistor

Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor) merupakan jenis transistor yang juga memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate.

Perbedaan antara transistor bipolar dan transistor FET adalah jika transistor bipolar mengatur besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya melalui seberapa besar arus yang diberikan pada kaki Basis, sedangkan pada FET besar kecil-nya arus listrik yang mengalir pada Drain ke Source atau sebaliknya adalah dengan seberapa besar tegangan yang diberikan pada kaki Gate.

Selain di gunakan sebagai penguat, transistor digunakan sebagai saklar. Caranya adalah dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka.

Fungsi transistor adalah sebagai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.

Demikian penjelasan tentang Jenis-Jenis Transistor, Baca juga artikel lainnya mengenai Pengertian Transistor dan Fungsi Transistor.

Rangkaian LED

Rangkaian LED merupakan rangkaian yang di gunakan pada lampu led. Mengapa di sebut rangkaian led, karena rangkaian led ini akan di pasang pada sebuah rangkain sehingga akan menyala secara bergantian dari LED satu berganti ke LED sebelahnya. Rangkaian ini sering disebut rangkaian running LED.

Apabila kita ingin memasang lampu led yang memiliki tegangan misalnya  lampu dengan tegangan 220 volt, selain tegangan/voltase harus searah dan stabil, maka di perlukan resitor untuk membatasi arus yang masuk pada LED. Jika kita memasang rangkaian led pada motor yang menggunakan tegangan aki 12 Volt dan kita akan pasang LED warna putih ukuran 5mm.

Komponen yang di gunakan dalam rangkaian led cukup sederhana dan cara merangkainya juga tidak rumit. Berikut ini gambar skema dari rangkaian led :

Rangkaian LED

Komponen utama dari rangkaian di atas adalah IC NE555 yang menghasilkan pulsa atau detak-detak sinyal logika, sehingga lampu LED dapat menyala berkedip. Ditambah satu IC 4017 yang akan menghasilkan decade counter sehingga lampu LED dapat menyala bergantian.

Selebihnya adalah komponen pendukung yang terdiri dari resistor, dioda, kapasitor, dan sebuah VR sebagai pengatur kecepatan putaran lampu LED. Untuk mulai merakit rangkaian di atas harus di mulai dengan menggambar skema rangkaiannya pada PCB kosong kemudian melarutkan PCB tersebut. Selanjutnya mengisi tiap komponen yang nilainya sama dengan yang terdapat pada gambar diatas.

Fungsi Resistor pada rangkaian di atas adalah sebagai pembatas arus. Anda bisa menggunakan resistor dengan nilai yang aman mulai 150 ohm, 180 ohm, 220 ohm, hingga 2K2 ohm tergantung dari tipe LED yang Anda gunakan dan seberapa tingkat kecerahan yang Anda inginkan.

Untuk melakukan eksperimen mikrokontroler, Rangkaian LED Aktif-Low dan Aktif-High merupakan rangkaian yang sangat aman di guanakan. Tak hanya harganya yang murah dan mudah dirangkai, tapi kedua rangkaian tersebut dapat mewakili berbagai macam rangkaian output, baik yang aktif-low maupun yang aktif-high seperti relay, buzzer, motor, dan solenoid. Selanjutnya tinggal mempelajari dan memahami berbagai macam rangkaian driver output.

Demikian penjelasan tentang Rangkaian LED, semoga bermanfaat bagi anda yang sedang ingin merangkai lampu led. Anda juga bisa baca artikel Fungsi Resistor, Fungsi Kapasitor, Fungsi Transistor dan Fungsi Dioda.

Rangkaian RLC

Rangkaian RLC adalah rangkaian  yang terdiri dari resistor, induktor,dan kapasitor, dihubungkan secara seri atau paralel. Mengapa di namakan RLC, karena nama ini menjadi simbol listrik biasa untuk ketahanan, induktansi dan kapasitansi masing-masing. Rangkaian ini membentuk osilator harmonik dan akan beresonansi hanya dalam cara yang sama sebagai rangkaian LC.

Perbedaan dari rangkaian ini terlihat dari resistor, yang di mana setiap osilasi disebabkan di sirkuit akan mati dari waktu ke waktu jika tidak terus berjalan dengan sumber. Ini efek dari resistor yang disebut redaman. Resistensi dari beberapa resistor tidak dapat di hindari di sirkuit nyata, bahkan jika resistor tidak secara khusus dimasukkan sebagai komponen. Sebuah sirkuit LC murni adalah suatu ideal yang benar-benar hanya ada dalam teori.

Untuk rangkaian RLC seri yang menggunakan arus AC, maka arus listrik akan mendapat hambatan dari R, L dan C. Hambatan tersebut dinamakan Impedansi (Z). Impedansi merupakan gabungan secara vektor dari XL, XC dan Ryang besarannya dilihat dari satuan Z.

Rangkaian RLC

Ada berbagai macam jenis RLC untuk sirkuit ini. Sehingga rangkaian ini paling banyak digunakan dalam berbagai jenis rangkaian osilator. Rangkaian yang terpenting adalah untuk tuning, seperti di penerima radio atau televisi, di mana digunakan untuk memilih rentang frekuensi yang sempit dari gelombang radio ambien.

Rangkaian RLC ini sering di sebut sebagai sirkuit disetel. Sebuah rangkaian RLC dapat digunakan sebagai band-pass filter atau band-stop filter. Tuning aplikasi, misalnya contoh dari band-pass filter. Filter RLC digambarkan sebagai sirkuit kedua-order, yang berarti bahwa setiap tegangan atau arus pada rangkaian dapat digambarkan dengan persamaan diferensial orde kedua dalam analisis rangkaian.

Tiga elemen penting dalam rangkaian ini dapat di kombinasikan dalam sejumlah topologi yang berbeda. Semua tiga elemen secara seri atau ketiga elemen secara paralel adalah rangkain sederhana dalam konsep dan yang paling mudah untuk menganalisa. Namun demikian, pengaturan lain, beberapa dengan kepentingan praktis di sirkuit nyata.

Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian RLC, semoga bermanfaat bagi anda yang sedang mencari info penting dari komponen RLC. Anda juga bisa membaca artikel kami lainnya, yaitu Rangkaian LED, Rangkaian Flip Flop dan Rangkaian Paralel.

Fungsi Dioda

Fungsi Dioda dalam komponen elektronika adalah sebagai, Untuk penyerah arus, Sebagai catu daya, Sebagai penyaring atau pendeteksi dan Untuk stabilisator tegangan. Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua terminal yang melewatkan arus listrik hanya satu arah.

Dioda memiliki dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan diode digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan.

Dalam dunia otomotif, fungsi dioda sangat di perlukan pada sistem pengisian alternatol/dinamo isi dimana tegangan AC yang di bangkitkan oleh alternator di searahkan menjadi tegangan DC oleh dioda sebagai sumber suplay tegangan ke beban serta sebagai charger accu/aki dengan 12 volt melalui IC regulator alternator.

Fungsi DiodaDioda

Jenis dioda juga bermacam-macam, seperti Dioda silicon, Dioda germanium, Dioda zener dan LED (Light Emitting Dioda). Fungsi dioda ini sangat berlainan, karena memiliki perbedaan pada aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun jenis pertemuan.

Selain sebagai penyerah arus, fungsi dioda juga bisa di gunakan sebagai detector yaitu untuk mendeteksi sinyal-sinyal kecil. Dioda zener dipakai sebagai stabilisator tegangan catu daya sedangkan dioda LED (Light Emitting Dioda) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya biasanya dipakai sebagai lampu control.

Sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Itu sebabnya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan.

Karakteristik dioda atau kurva I–V, berhubungan langsung dengan perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pemiskinan yang terdapat pada pertemuan p-n di antara semikonduktor.

Pada diode p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi tipe-n (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya. Itu lah yang dinamakan Dioda semikonduktor. Tipe lain dari diode semikonduktor adalah diode Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam dan semikonduktor.

Demikian penjelasan tentang Fungsi Dioda, bagi yang berminat juga bisa membaca artikel lainnya tentang Resitor, Kapasitor dan Transistor.

Pengertian Dioda

Pengertian Dioda adalah jenis komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Dioda memiliki dua kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Dioda terbuat dari dua bahan atau yang biasa di sebut dengan dioda semi konduktor yaitu bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode.

Pada sambungan dua jenis berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik.

Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, pengertian dioda bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif).

Pengertian diodaJenis dioda

Jenis-jenis dioda ada berbagai macam yaitu dioda silikon, dioda zener dan dioda bridge. Jenis dioda silikon banyak di gunakan pada peralatan catu daya sebagai penyearah arus dan pengaman tegangan kejut. Jenis dioda zener di gunakan untuk membatasi atau mengatur tegangan. Sedangkan jenis dioda bridge banyak di gunakan pada rangkaian catu daya sebagai penyearah gelombang penuh (full wave rectifier).

Secara umum semua dioda memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama. Macam-macam dioda pada dasarnya terbentuk oleh sambungan PN yang secara fisik dioda dikenali melalui nama elektrodanya yang khas yaitu, anode dan katode. 

Walaupun pengertian dioda kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda termionik dan dioda kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari dioda termionik ditemukan olehFrederick Guthrie pada tahun 1873 Sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun.

Dalam pemasangannya pengertian dioda harus terpasang dengan benar, tidak boleh terbalik. Secara fisik kaki katoda ( K ) adalah kaki yang dekat dengan tanda gelang yang terdapat pada body-nya. Untuk mengetahui sebuah pengertian dioda masih bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO Meter.

Demikian penjelasan singkat Artikel tentang pengertian dioda, semoga anda bisa memahami tentang komponen dioda dan jenis nya. Silakan baca artikel kami lainnya tentang Fungsi Dioda, Pengertian Resistor, Fungsi Resistor, Pengertian Kapasitor dan Fungsi Transistor.

Fungsi Transformator

Fungsi Transformator sangat di perlukan dalam rangkaian elektronika. Karena transformator berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, dengan frekuensi sama. Transformator atau yang biasa di sebut trafo adalah uatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis.

Sistem kerja transformator tenaga pada umumnya di tanahkan pada titik netral, sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Contoh dari transformator ini adalah transformator 150/70 kV yang ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya.

Prinsip kerja transformator berdasarkan induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semuabersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalamlilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkanke lilitan sekunder.

Di bawah ini gambar atau bentuk fisik dari fungsi transformator :

Fungsi transformatortransformator

Dasar teori fungsi transformator adalah jika ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan yang mengelilingi magnet, sehingga akan timbul gaya gerak listrik (GGL).

Bagian utama dari fungsi transformator terdiri dari Inti besi, Kumparan transformator, Kumparan tertier dan Minyak transformator. Masing dari fungsi transformator ini sangat di perlukan dalam susunan sebuah rangkaian.

Jenis-jenis transformator bermacam-macam, di antaranya adalah step up, step down, autotransformator dan transformator 3 fasa. Transformator 3 fasa adalah tiga transformator yang dihubungkan secarakhusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitansekunder dihubungkan secara delta (Δ).

Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar. karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

Demikian penjesan singat tentang Fungsi Transformator, semoga anda bisa mengerti tentang prinsip kerja transformator dan jenis-jenis transformator. Anda juga bisa membaca artikel kami lainya tentang Fungsi Resistor, Fungsi Kapasitor, Fungsi Transistor dan Fungsi Dioda.

Jenis-Jenis Kapasitor

Jenis-Jenis Kapasitor dalam komponen elektronika bermacam-macam di antaranya adalah kapasitor bipolar/ non polar dan capasitor polar (memiliki kutub -/+), walaupun kapasitor ini sama-sama di gunakan untuk menyimpan muatan listrik, tapi banyak perbedaan diantara dua macam capasitor ini, baik dari bahan yang digunakan untuk membuat capasitor tersebut maupun dalam kegunaannya.

Jenis-jenis kapasitor juga dapat di bedakan berdasarkan dari bahan dielektriknya. Bahan dielektrik dapat di bedakan menjadi beberapa bagian, yaitu jenis-jenis kapasitor keramik, elektrolit (Elco), tantalum, Multilayer, Polyester Film, Electric Double, (Super Capacitor), Trimmer dan kapasitor Tuning.

Kapasitor keramik adalah kapasitor yang dibuat dengan bahan dasar keramik yang di gunakan untuk media penyimpan arus. Cara memasangnya adalah di letakan diantara dua pin kaki kapasitor tersebut sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan arus listrik.
Di bawah ini adalah gambar kapasitor dan jenis-jenis kapasitor :

Jenis-Jenis Kapasitormacam-macam kapasitor

Kapasitor tantalum merupakan jenis-jenis kapasitor elektrolit yang elektrodanya terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya dengan mencari tanda atau tanda lainya yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini menyatakan bahwa pin dibawahnya memiliki polaritas positif.

Sedangkan jenis-jenis kapasitor Multilayer terbuat dari bahan material, kapasitor ini sama dengan kapasitor keramik, bedanya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya. Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya disebut dengan layer dengan ketebalan 10 samapi dengan 20 μm dan pelat elektrodanya dibuat dari logam yang murni. Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus daripada kapasitor keramik.

Fungsi kapasitor pada suatu rangkaian juga mempunyai maksud dan tujuan di antaranya, sebagai, penghubung (coupling) yang menghubungkan masing-masing bagian dalam suatu rangkaian, memisahkan arus bolak-balik dari arus searah, sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu daya, sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian pemancar dan untuk menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL.

Demikian penjelasan terbaru mengenai Jenis-Jenis Kapasitor, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang mencari informasi tentang Kapasitor. Untuk mengetahui tentang komponen kapasitor, anda bisa baca juga artikel terbaru kami lainnya mengenai Pengertian Kapasitor dan Fungsi Kapasitor.

Fungsi Kapasitor

Fungsi Kapasitor sangat di perlukan dalam suatu komponen elektronika. Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik, selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).

Sebuah kapasitor pada umumnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik. Dielektrik adalah bahan yang dapat mempengaruhi nila dari kapasitansi fungsi kapasitor. Adapun bahan dielektrik yang paling sering di gunakan adalah keramik, kertas, udara, metal film, gelas, vakum dan lain-lain sebagainya.

fungsi kapasitor
Kapasitor sering disebut sebagai kondensator. Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya. Fungsi Kapasitor sendiri terbagi atas 2 kelompok yaitu kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap dan kapasitor yang memiliki kapasitas yang dapat diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel.

Sifat dasar dalam sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan juga memiliki sifat yang tidak dapat dilalui arus DC (direct Current) dan dapat dilalui arus AC (alternating current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi (resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi yang diberikan).

Fungsi Kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika adalah sebagai kopling, filter pada sebuah rangkaian power supply, penggeser fasa, pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator dan juga digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.

Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian.

Namun tidak kita pungkiri, meski suatu komponen kapasitor memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, tetapi fungsi kapasitor tetap sangat di perlukan dalam suatu komponen elektronika atau bahkan rangkaian elektronika.

Fungsi Transistor

Fungsi transistor sangat menentukan kinerja dari sebuah rangkaian elektronika. Dalam sebuah sirkuit/rangkaian elektronika, transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Secara fisik, Transistor adalah sebuah komponen elektronika semi konduktor yang memiliki 3 kaki, yang masing-masing kakinya diberi nama basis (B), colector (C) dan emitor (E).

Dalam sebuah sirkuit, fungsi Transistor dapat digunakan sebagai sebuah penguat (amplifier), sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan (stabilisator), modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.
Fungsi transistor
Berdasarkan susunan semi konduktor, Transistor di bedakan menjadi 2 tipe yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membedakan transistor PNP dan NPN dapat di lihat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar.

Pada saat ini Funsi Transistor telah banyak mengalami perkembangan, sekarang sebuah transistor sudah dapat digunakan sebagai memory dan pemroses sebuah getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.

Bukan hanya fungsi transistor saja yang berkembang, bentuk dari transistor juga mengalami perubahan, saat ini transistor telah berhasil di ciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya dalam ukuran nano mikron (transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).

Dalam dunia elektronika, transistor juga memiliki bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang sangat besar dan lebar. Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian analog adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan lain-lain. Dalam rangkaian digital selain di gunakan sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga dapat digunakan sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai memory.

Cara kerja transistor yang tidak serumit komponen penguat lainnya, seperti tabung elektronik, dan kemampuannya yang berkembang secara berkala, dan juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor menjadi pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun suatu konsep rangkaian elektronika.

Bahkan saat ini bentuk fisik dan fungsi transistor telah berada satu tahap diatas sebelumnya. Sekarang fungsi transistor banyak yang sudah terintegrasi dan disatukan dari beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompak yang dalam dunia elektronika biasa disebut dengan Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara kerja dan kemampuan yang lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas sehingga tidak banyak memakan tempat.

Namun tidak dapat dipungkiri, walaupun fisiknya berkembang menjadi satu komponen baru, namun fungsi transistor tetap memegang peranan vital dalam sebuah rangkaian elektronika.

Pengertian Kapasitor

Pengertian Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua konduktor dan di pisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor atau yang sering disebut kondensator merupakan komponen listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik.
 
Prinsip sebuah kapasitor pada umumnya sama galnya dengan resistor yang juga termasuk dalam kelompok komponen pasif, yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut sebagai bahan (zat) dielektrik.

Di bawah ini, gambar dan bentuk dari komponen kapasitor dan pengertian kapasitor.

pengertian kapasitor
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar komponen tersebut dapat digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa pengertian kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik antara lain berupa kertas, mika, plastik cairan dan lain sebagainya.

Kegunaan kapasitor dalam rangkaian elektronika sangat di perlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan, menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, memilih panjang gelombang pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (power supply).

Fungsi Kapasitor adalah sebagai penyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC Kapasitor berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.

Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring, perata tegangan DC yang di gunakan untuk mengubah tengangan AC ke DC,pembangkit gelombang ac atau oscilator dan sebagainya.

Di antara artikel tentang pengertian kapasitor, anda juga bisa melihat artikel tentang jenis kapasitor. Jenis kapasitor sendiri terbagi atas berbagai macam, di antarannya adalah Menurut Polaritasnya, Bahan Pembuatannya dan Ketetapan Nilainya. Selain memiliki jenis, bentuk kapasitor juga berbagai macam sepertikapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F), kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF), kapasitor variabel (besar kapasitas bisa di ubah-ubah hingga maksimum 500 pF.

Demikian Artikel tentang Pengertian Kapasitor, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang bisa memahami. Untuk menambah pengetahuan tentang kapasitor, silakan baca artikel Fungsi Kapasitor.

Pengertian Transistor

Pengertian Transistor adalah sebagai piranti komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal, penyambung (switching) dan stabilisasi tegangan.

Transistor berasal dari bahasa transfer yang artinya pemindahan dan resistor yang berarti pengambat. Jadi pengertian transistor dapat di kategorikan sebagai emindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu.
Di bawah ini, gambar dan bentuk fisik dari  Pengertian Transistor :

Pengertian TransistorTransistor
Fungsi dari transistor bermacam-macam, di mana dapat juga berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor pertama kali di temukan oleh William Shockley, John Barden, dan W. H Brattain pada tahun 1948. Dan mulai di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Ada 2 jenis transistor, yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah rangkaian elektronika. Seperti halnya dalam rangkaian analog yang di gunakan dalam amplifier (penguat). Dalam sebuah rangkaian-rangkaian digital , transistor di gunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa pengertian transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Cara kerja transistor pada umumnya hampir sama dengan resistor, yang memiliki tipe-tipe dasar modern. Ada dua tipe dasar modern, yaitu bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor juga memiliki jenis-jenis yang berbeda-beda. Secara umum transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori, seperti Materi semikonduktor, Kemasan fisik, Tipe, Polaritas, Maximum kapasitas daya, Maximum frekuensi kerja, Aplikasi dan masih banyak jenis lainnya.

Demikian bahasan singkat tentang Pengertian Transistor, semoga dengan membaca artikel ini anda bisa memahami lebih banyak lagi tentang komponen transistor dan jenis-jenis nya. Silahkan baca artikel kami lainya tentang Fungsi Transistor

Rangkaian Adaptor 12 Volt

Rangkaian adaptor 12 Volt adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC. Salah satu kelebihan yang ditawarkan oleh rangkaian  ini adalah arus yang dihasilkan cukup stabil dan besarnya tegangan yang dihasilkan bisa kita atur dengan cara menyesuaikan komponen yang digunakan dengan output tegangan yang kita kehendaki.
Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba membuat sebuah adaptor yang akan menghasilkan output sebesar 12 Volt DC. Besarnya outuput ini bisa kita sesuaikan dengan cara merubah komponen IC. Pada rangkaian adaptor 12 Volt yang kita bahas kali ini, IC yang digunakan adalah type 7812 dimana angka 12 dibelakangnya menunjukkan besarnya tegangan yang dihasilkan. Jika Anda menginginkan output sebesar 5 volt misalnya, Anda hanya perlu mengganti IC 7812 dengan IC type 7805.
Daftar komponen lengkap yang harus Anda siapkan untuk membuat sebuah rangkaian adaptor adalah sebagai berikut:

D1-D4 = 6 A
D5 = 1 A
C1 = 4700u/50V
C2 = 220u/25V
C3 = 100u/25V
R1 = 1k
R2 = 0.2Ohm/5Watt
F1 = Fuse (skring) 2 A
F2 = Fuse (skring) 6 A
IC1 = 7812
TR1 = 2N3055
T1 = Trafo 15Volt/5A

Besarnya arus yang mampu diterima oleh adaptor ini adalah sebesar 5 Ampere. Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh adaptor ini bisa Anda gunakan sebagai alternatif pengganti baterai dan aki (accu). Rangkaian adaptor 12 volt  ini mampu menghidupi radio FM, amplifier, tape mobil dan rangkaian elektronik lainnya.

Daftar Istilah yang Sering Ditemui di Elektronika Digital

1. ASCII
Sandi yang dituliskan dalam kode binary dengan 7 bit (0 dan 1)

2. Binary

Pengkodean angka tau huruf alfabet ke dalam simbol “0” dan “1”

3. Bit

Merupakan singkatan dari Binary Digit. Sebuah bit atau digit biner adalah sebuah sinyal yang masing-masing berada dalam dua kondisi yaitu 0 dan 1

4. Byte

Dalam system computer byte bilan...gan biner sebanyak 8 bit dan 1 karakter dapat disebut dengan satu byte. Pemakaian yang luas dalam komunikasi data dalam system computer mikro disebut American Standar For Information Interchange (ASCII)

5. Character

Karakter disebut juga byte yang terdiri dari symbol numerik, alpha numeric dan special symbol

6. Clock

Pulsa lonceng yang berbentuk gelombang kotak yang tidak mempunyai kondisi setimbang untuk mengontrol serialisasi dan deserialisasi

7. Data

Kata lain dari informasi yang dipakai secara luas yang dibatasi hanya untuk segala hal yang dapat diungkapkan dalam bentuk nomor-nomor dan huruf-huruf. Untuk menyajikan ungkapan dalan bentuk nomor-nomor atau digit-digit harus dalam bentuk sinyal yang disebut sinyal digital

8. Decoder

Pengubah dari input digital ke output Analog

9. Demultiplexer

Rangkaian yang hanya mempunyai input satu dan mempunyai lebih dari satu output (banyak)

10. Encoder

Pengubah dari input Analog ke output digital

11. Flip-Flop

Rangkaian bistabil multivibrator yang mempunyai dua keadaan setimbang mantap

12. Full Adder

Penjumlah penuh

13. GMSK

Gaussian Minimum Shift Keying, modulasi dengan carrier 200 Khz

14. Half Adder

Penjumlah setengah/tak lengkap

15. KBPS

Kilo Byte Per Secon, kecepatan transfer binary digit per detik

16. LSB

Least Significant Bit/bit terkecil

17. MSB

Most Significant Bit/bit terbesar

18. Multiplexer

Rangkaian yang mempunyai input lebih dari satu (banyak) dan hanya mempunyai satu output

19. Parity

Kondisi memory dalam posisi odd atau event (logic “0” atau “1”)

20. Register

Memori (tempat untuk menyimpan instruksi dan data yang diperlukan selama operasi) kecepatan tinggi yang digunakan untuk menyimpan informasi selama operasi CPU (Central Processing Unit)

21. Sistem komunikasi digital

Sinyal input analog yang dkiirim dengan proses digital dan dikeluarkan lagi sebagi suatu sinyal analog

22. Wireless

Tanpa kabel, sistem komunikasi yang menerapkan modulasi AM/FM

Cara Menyolder Yang Baik

Menyolder dalam elektronika adalah salah satu hal wajib yang perlu diketahui oleh teknisi. Karena, elektronika rentan dengan hal solder menyolder dalam prakteknya dilapangan. Namun, dalam menyolder juga terdapat teknik-teknik menyolder yang baik, dan perlu kita ketahui. Hal ini agar nantinya hasil solderan akan menjadi baik dan tidak membuat rusak komponen lain atau komponen yang akan kita solder.
 
teknik menyoldergambar : menyolder komponen elektronika

Berikut ini beberapa teknik menyolder yang baik dan benar (penting ga seh??:p):
  1. Gunakan solder dengan mata solder yang runcing
  2. Gunakan solder dengan daya 30-40W
  3. Pastikan permukaan tembaga PCB mengkilap, jika buram maka amplaslah dengan amplas yang halus
  4. Hilangkan karat pada kaki komponen dengan mengeriknya hingga mengkilap, adanya karat pada kaki komponen ditandai dengan tidak mengkilapnya kaki komponen
  5. Saat menyolder, tempelkan solder pada tembaga PCB (jangan terlalu lama) kemudian tempelkan timah pada solder secukupnya, tunggu hingga timah mencari dan menyebar
  6. Segera setelah timah menyebar di seluruh daerah solder, jauhkan solder dan tunggu hingga timah dingin
  7. Penyolderan yang baik adalah yang melekatkan tembaga PCB dengan kaki komponen dengan jumlah timah yang sedikit (tidak cembung), dan tidak runcing
  8. Jepit kaki komponen semi konduktor seperti ic, transistor, led, diode dan sensor dengan tang atau logam lain agar tidak terlalu panas
Teknik penyolderan kita lama-kelamaan nantinya akan bertambah baik, jika kita semakin biasa dalam melakukannya. Dalam menyolder IC,dan transistor kita seharusnya tidak menempelkan mata solder yang telah panas ke kaki IC dan Transistor tersebut. Karena, komponen ini adalah komponen elektronika yang sangat lemah dan sangat mudah rusak jika terkena panas lebih. Demikian juga pada komponen elektronika lainnya kita juga harus sangat memperhitungkan lamanya kita menyolder. Agar nantinya, pas kita menyolder tidak ada komponen rusak dan proyek bisa berjalan dengan baik.

Rangkaian Lampu Flip Flop

Rangkaian Flip Flop yang akan kita buat kali ini sangat sederhana. Hanya dibutuhkan satu transistor dan beberapa komponen dasar lainnya seperti resistor dan kapasitor. Catu daya yang dibutuhkan hanya 3 – 12 volt DC.
Rangkaian flip flop adalah rangkaian elektronika yang tersusun dari beberapa rangkaian dimana output dari rangkaian ini akan ditampilkan oleh dua buah Light Emitting Diode (LED) yang akan menyala berkedip secara bergantian. Karena nyala yang berkedip bergantian inilah banyak orang menyebutnya dengan nama flip flop.
Komponen yang dibutuhkan untuk membuat sebuah rangkaian LED flip flop sederhana ini adalah sebagai berikut:
R1, R3: 22 kohm
R2, R4: 150 ohm
TR1, TR2: FCS913
C1, C2: 47 volt uF/16
Baterai : 3 to 12 Volt
gambar skema Rangkaian Flip Flop sederhana
Pada rangkaian diatas cukup menggunakan baterai sebagai sumber daya yang besarannya antara 3 – 12 volt. Namun, untuk hasil kerja yang maksimum, kami sarankan pemberian catu dayanya sebesar 9volt. Catu daya ini bisa menggunakan baterai atau menggunakan adaptor DC.
Rangkaian lampu Flip Flop sederhana ini bisa anda gunakan sebagai hiasan lampu sepeda motor, ajang uji coba dan sebagai bahan untuk belajar elektronika.
Pada kesempatan yang akan datang kita akan mencoba membuat rangkaian flip flop sederhana lainnya dimana komponen utama yang dibutuhkan bukan sebuah transistor seperti yang sedang kita buat sekarang ini, melainkan  sebuah komponen Integrated Circuit  atau yang lebih dikenal dengan sebutan IC.

Dasar Elektronik

CARA MEMBACA NILAI KAPASITOR DENGAN KODE WARNA

CARA MEMBACA NILAI KAPASITOR DENGAN KODE WARNA