Minggu, 27 Juli 2014

H-1 lebaran, bentrok antara warga & aparat pecah di Gang Dolly

http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/07/27/405933/670x335/h-1-lebaran-bentrok-antara-warga-aparat-pecah-di-gang-dolly.jpg


Merdeka.com - H-1 Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijiriah, bentrokan antara ribuan personel polisi dengan warga di Gang Dolly dan Jarak, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, pecah, Minggu (27/7).

Lebih satu bulan pasca-penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, atau tepatnya tanggal 18 Juni lalu oleh Pemkot Surabaya itu, dibiarkan tetap beraktivitas menjajakan bisnis lendir, kecuali saat bulan puasa, seluruh wisma memang sengaja diliburkan dan akan beraktivitas kembali setelah Lebaran Hari Raya Idul Fitri.

Namun, saat H-1 lebaran, Pemkot Surabaya yang dibantu pihak TNI-Polri melakukan pembersihan dan tindakan tegas bagi para pembangkang di Gang Dolly dan Jarak. Minggu pagi, personel gabungan, TNI, Polri, Satpol PP dan Linmas Pemkot Surabaya hendak memasang plakat bertuliskan: Kelurahan Putat Jaya Kampung Bebas Lokalisasi Prostitusi.

Sekitar pukul 08.00 WIB, personel gabungan itu menggelar apel pagi dan berangkat menuju Putat Jaya dari Mako Polrestabes Surabaya di Jalan Sikatan. Tiba di depan pintu masuk area lokalisasi, puluhan personel polisi lengkap dengan senjata laras panjang, memblokir jalan. Mobil water cannon juga disiagakan, baik di pintu masuk sisi utara, atau di Jalan Giri Laya, maupun sisi selatan, yaitu Jalan Dukuh Kupang.

Sementara di pintu masuk sisi selatan, tepatnya di depan Kelurahan Putat Jaya, personel Satpol PP dan Linmas Pemkot Surabaya, yang hendak memasang plakat wilayah bebas prostitusi, harus berhadapan dengan warga sekitar lokalisasi.

Warga memblokir pintu masuk dan membakar ban bekas. Bentrokan antara aparat kepolisian dan warga akhirnya pecah. Massa yang terdiri dari pekerja lokalisasi Jarak dan Dolly menyerbu ratusan personel polisi dari Polrestabes Surabaya yang dilengkapi senjata.

Puluhan warga melempar dengan batu dan kayu. Sementara petugas mundur sekitar sejauh 1 kilometer. Lalu menembakkan gas air mata sebagai balasan atas serangan warga.

Suasana makin mencekam. Selain diwarnai asap hitam pekat yang berasal dari ban bekas yang dibakar, juga bercampur asap gas air mata serta hujan batu yang terus menerus. Warga juga berhasil merampas plakat milik Pemkot Surabaya dan akan membakarnya bersama ban bekas.

Sedangkan dari pihak kepolisian, yang mundur dari serangan warga, terpaksa kan mobil water cannon untuk mengurai massa yang mengamuk. Mobil terus berjalan maju dan diikuti pasukan Dalmas.

Warga tak menyerah. Mereka justru terus melempar dengan batu. Langkah water cannon terhenti di pintu masuk Jalan Jarak. Terlebih lagi, kondisi jalan dipenuhi batu dan kayu. Ban bekas yang berserakan masih mengepulkan asap tebal.

Untuk meredam aksi bentrok, polisi menggelar kesepakatan dengan warga, dan bentrokanpun terhenti. Hasil perundingan itu, warga harus mengembalikan plakat milik Pemkot Surabaya yang berhasil dirampas saat bentrokan, dan pihak kepolisian juga harus melepas 1 orang warga yang tertangkap.

Warga lengah. Polisi berhasil menjalankan taktik-nya. Selanjutnya, polisi kembali merangsek masuk. Bentrokan kembali terjadi. Namun warga berhasil dipukul mundur. Polisi dengan kekuatan penuh langsung menyisir jalan menuju Gang Dolly dan menangkap siapa-saja yang menentang kebijakan pemerintah menutup Gang Dolly dan Jarak.

Bahkan polisi juga berhasil menangkap beberapa orang, termasuk Saputra alias Pokemon, komandan penentang Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. "Kita berhasil menangkap dua orang, tapi bisa juga lebih. Nanti kita akan cek kembali di markas koordinasi. Yang setelah ini, pasukan kita tarik lagi, agar warga bisa kembali beraktivitas," terang Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta di lokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar