Senin, 24 November 2014

Berbagi dengan Orang Lain Bisa Menimbulkan Rasa Bahagia dan Mengurangi Stres


Ada orang yang merasa, rasa stresnya akan berkurang setelah ia makan atau baru merasa bahagia jika ia bisa memiliki gadget terbaru dan berlibur ke negeri impian. Padahal, dengan cara berbagi dengan orang lain pun bisa menimbulkan rasa bahagia dan mengurangi stres.


Dalam buku Give & Take yang ditulis oleh profesor Adam Grant, ia memaparkan konsep “membantu orang dalam 100 jam”. Menurutnya, meluangkan waktu selama 100 jam dalam setahun, atau rata-rata 5 menit sehari untuk membantu sesama manusia, dapat menimbulkan rasa kebahagiaan dan mengurangi rasa depresi dan stres.

Psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan bahwa ketika kita bisa menolong seseorang atau membahagiakan orang lain maka rasa bahagia muncul secara otomatis dalam diri kita.

“Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial, bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Maka dari itu setiap manusia mempunyai mekanisme secara otomatis, jika memberi sesuatu kepada orang lain maka akan timbul dalam diri perasaan senang dan bahagia. Walaupun respon dari orang tersebut hanya sederhana,” ungkap Vera.

Perasaan bahagia dan senang membawa aura positif dalam diri. Aura positif itulah yang membuat kegiatan berbagi bisa mengurangi stres yang dialami. Tentunya, sifat berbagi tersebut tak boleh mengharapkan suatu imbalan dari orang yang kita beri. Hal ini pula yang harus diingatkan pada anak-anak saat mengajarkan mereka kebiasaan berbagi.

Menurut data World Happiness Report 2013 yang dirilis oleh Persatuan Bangsa-Bangsa, Indonesia menempati peringkat ke 76 sebagai negara paling bahagia di dunia, di bawah Thailand (36) dan Malaysia (56).

Untuk menjadikan masyarakat Indonesia lebih bahagia dengan berbagi dan meningkatkan kepedulian bagi sesama, Save a Teen mengajak keluarga dan remaja Indonesia menjadi Generasi Berbagi. Kita bisa memulainya dengan Aksi 5 Menit Biasa Berbagi untuk membantu anak-anak prasejahtera yang putus sekolah, namun memiliki prestasi yang baik.

“Kami berharap keluarga dan remaja Indonesia akan turut berpartisipasi aktif dalam aksi ini. Tak hanya materi, aksi ini juga bisa dilakukan dengan men-share informasi yang diambil dari akun twitter @Saveateen dan laman facebook Save a Teen World ke akun pribadi mereka,” ujar Imran Razy, Fourdraising Manager Putra Sampoerna Foundation.

Aksi 5 Menit Berbagi ini diharapkan bisa menanamkan kebiasaan peduli dan empati pada anak dan remaja sejak dini. Dr Maxwell Maltz dalam bukunya Psycho Cyberneticsmenyimpulkan bahwa butuh waktu minimal 21 hari untuk menciptakan sebuah kebiasaan baru yang akan terus melekat jika dilakukan secara konsisten.

Sigi Wimala, yang ditunjuk sebagai Brand Ambassador Save a Teen juga mengungkapkan bahwa berbagi itu sesuatu yang sangat sederhana, bukan sesuatu yang sulit, dan bermanfaat. Karena berbagi dengan orang lain bisa menimbulkan rasa bahagia dan mengurangi stres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar